Abstrak- Keraton sebagai warisan budaya tradisional Indonesia mengalami tegangan kultural seiring dengan terjadinya modernitas di Indonesia. Modernisasi meminggirkan peran dan fungsi Keraton sebagai pusat kekuasaan tradisional. Sebaliknya, upaya membangun eksistensi Keraton dapat dipertanyakan relevansinya ataukah hanya sekadar romantisme budaya. Atas dasar itulah, penelitian ini mengkaji tiga masalah utama. Pertama, mengapakah Keraton melakukan pelestarian terhadap Budaya Keraton di Indonesia?, kedua, bagaimanakah bentuk-bentuk pelestarian Budaya Keraton di Indonesia?, ketiga, bagaimakah implikasi Pelestarian Budaya Keraton di Indonesia? Ketiga masalah tersebut dikaji dengan tiga teori, yaitu teori perubahan sosial, adaptasi budaya, dan strukturalisme genetis. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumen. Data dianalisis dengan teknik deskriptif-interpretatif melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan yang mendasari pelestarian Budaya Keraton di Indonesia, antara lain membangun kembali eksistensi Keraton, mempertahankan status quo, terjadinya diferensiasi struktural, dan pesona kehidupan modern. Bentuk-bentuk pelestarian Budaya Keraton meliputi (1) pelestarian pasif, yaitu pembangunan struktur fisik Keraton dan mempertahankan atribut identitas kebangsawanan; (2) pelestarian aktif, yaitu mengoptimalkan modal yang dimiliki Keraton dengan pola khas dan tujuan-tujuan tertentu dalam struktur masyarakat modern; serta (3) pelestarian jaringan Keraton, yaitu penguatan sistem kolektif kolegial dan perluasan jaringan. Implikasi Pelestarian Budaya Keraton dalam kehidupan sosial meliputi reformulasi relasi sosial dan pergeseran sistem patron-klien. Implikasi dalam kehidupan budaya berupa penguatan Keraton sebagai warisan budaya dan penguatan Keraton sebagai pusat pengembangan kebudayaan.
Kata Kunci: Keraton, Pelestarian Budaya, Modernitas