IDA PENGELINGSIR AGUNG PUTRA JAMBE PEMECUTAN (DR. ANAK AGUNG NGURAH AGUNG WIRA BIMA WIKRAMA, ST.,M.SI.)

            Memiliki nama penobatan Ida Pengelingsir Agung Putra Jambe Pemecutan. Sebelum diwinten sebagai pengelingsir, beliau bernama Dr. Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama, ST.,M.Si. Pewintenan pengelingsir Puri Agung Denpasar dilaksanakan pada tanggal 22 Nopember 2023 jam 9,00 Wita bertempat di Pura Pedarman Agung Ksatria Denpasar sisi tengah. Beliau terlahir dari pasangan Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan SH, Raja Denpasar IX dan Ida Anak Agung Ayu Oka Pemecutan, Permaisuri Raja Denpasar IX pada tanggal 26 Nopember 1965. Ida Pengelingsir Agung,memperistri Ir. N.K. Sri Astati Sukawati, MT dan dikaruniai satu orang anak bernama drg. Anak Agung Ngurah Gede Agung Wira Satria. Menamatkan Pendidikan doktoral di Universitas Hindu Indonesia. Setelah bekerja di bidang konstruksi selama 10 tahun, Ida Pengelingsir Agung,masuk ke Partai Politik dan menjadi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Denpasar periode 2009-2014. Pada masa tersebut, Ida Pengelingsir Agung, bersama Pemerintah Kota Denpasar menginisiasi pendirian Monumen I Gusti Ngurah Made Agung yang terletak di persimpangan Banjar Taensiat Denpasar, merubah nama Lapangan Puputan Badung menjadi Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung dan mengajukan usulan Gelar Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Made Agung ke Pemerintah Pusat melalui Kementrian Sosial Republik Indonesia serta penetapan Hari Jadi Kota Denpasar yang diambil dari berdirinya Puri Agung Denpasar. Usaha yang telah dilakukan semasa pengabdian sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar tidaklah sia-sia. Anugrah Pahlawan Nasional dari Pemerintah Republik Indonesia diserahkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada tanggal 5 Nopember 2015. Diakhir masa jabatannya, Ida Pengelingsir Agung, bersama Pemerintah Kota Denpasar menginisiasi berdirinya monumen yang menunjukkan lokasi terdamparnya Kapal Sri Komala dan berlabuhnya tentara Hindia Belanda sebelum melakukan invasi militer ke Kerajaan Badung yang dikenal dengan Perang Puputan Badung. Monumen tersebut berlokasi di Pantai Sanur, tepatnya di Jalan Matahari terbit.

Gambar : Ida Pengelingsir Agung Putra Jambe Pemecutan

            Setelah purna bakti sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Pengelingsir Agung lebih menekuni profesinya sebagai Dosen di Universitas Mahendradata sampai sekarang. Pada masa bersamaan, Ida Pengelingsir Agung juga sebagai Pamangku Gede (Janpanggul) di Pamerajan Agung Puri Agung Denpasar yang letaknya di Rumah Jabatan Gubernur Bali (Jayasabha).

            Di bidang budaya, Ida Pengelingsir Agung menggagas berdirinya Sanggar Tari Puri Agung Denpasar sebagai sarana pelestarian budaya di bidang seni pertunjukan khususnya Tari Bali. Sanggar Tari Puri Agung Denpasar lebih fokus pada pelatihan Tari Palegongan karena Legong merupakan ibu dari seluruh tari bali khusus wanita. Selain itu juga menggagas penyelenggaraan Festival Legong Keraton Lasem se-Bali bekerja sama dengan Pemerintah Kota Denpasar. Festival ini digelar setiap tahun dengan memperebutkan piala bergilir dan piala tetap Walikota Denpasar. Ida Pengelingsir Agung juga aktif ngayah sebagai Pragina Topeng dan tetap aktif dalam kegiatan budaya lainnya. Ida Pengelingsir Agung juga aktif dalam pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh raja-raja nusantara dan aktif menyuarakan pekentingan raja sultan nusantara diantaranya mempercepat proses penetapan RUU tentang Pelestarian Kebudayaan Keraton Nusantara menjadi UU. RUU ini sebelumnya digagas oleh almahun Raja Denpasar IX, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan, SH dengan tujuan untuk mengangkat marwah keraton dan mendapatkan pengakuan negara terhadap keberadaan Kerajaan dan Kesultanan di Nusantara.

            Pengabdian tidak mengenal tempat dan waktu. Semoga dapat tetap berkarya dan beryadnya untuk masyarakat, semeton dan Puri Agung Denpasar.